Sekarang tentang sejarah bola pingpong atau tenis meja
smoga berguna
Ping-pong (juga dipanggil “tenis meja”) merupakan sejenis sukan dan permainan dalam yang popular. Pemain akan memukul bola berulang-alik di atas sebuah meja yang mempunyai jaring di tengahnya menggunakan pemukul atau bet. Pemain cuma boleh memukul bola tersebut setelah ia melantun sekali di bahagiannya, dan mesti mengembalikannya supaya ia melantun di bahagian lawan. Permainan ini boleh dimainkan secara perseorangan atau beregu. Permainan ini laju dan memerlukan reaksi pantas. Permain yang mahir boleh memberikan “putaran” pada bola, yang membuatkannya melantun pada arah yang sukar dijangka, sekaligus menyukarkannya dibalas.
Ping pong amat popular di Asia Timur [1] dan merupakan antara sukan yang paling banyak jumlah pemainnya [2]. Ping pong kini menjadi salah satu sukan utama yang terbaru [3].
Hobiis Tenis Meja Mencari ‘Musuh’ ke Mana Saja
Mereka tidak mematok sejumlah rupiah untuk iuran. Pasalnya, tidak setiap orang bersedia membayarnya.
Berawal dari sebuah permainan yang bersifat rekreasi, ping pong atau tenis meja menjadi olahraga serius yang turut dilombakan di ajang Olimpiade. Peminatnya pun tak sebatas pada para atlet tenis meja, tetapi merambah juga hingga ke klub atau perkumpulan nonformal di masyarakat.
Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs pongworld menyebutkan bahwa ping pong dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang digunakan. Boleh jadi mereka menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-flam, atau ping pong.
Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami sejumlah perubahan di Inggris. Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu, sedangkan yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun, belakangan seperti dilansir situs geocities.com, olahraga ini juga populer di Amerika Serikat (AS) sekitar 1900-an.
Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan muncul satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya menghidupkan kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922.
Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas 140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Olahraga ini pun segera menyebar ke Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun mendominasi olahraga tersebut pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina menguasai sendiri tenis meja. Tapi, setelah tenis meja menjadi cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade pada 1980-an, negara lain seperti Swedia dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas dunia.
Di Indonesia, gaung olahraga ini pun cukup kuat. Ini tampak dari geliat para pecinta tenis meja. Rudi Eko Purwanto hanyalah satu dari banyak orang yang ”menggilai” tenis meja.
Beranjak dari kegemaran itulah, ia memperoleh banyak kenalan. Biasanya, tiap Sabtu atau Minggu dipergunakan ayah dua anak ini untuk bermain. ”Saya memang rutin bermain ping pong. Bila tidak, pasti ada saja yang kurang. Bahkan jika ada undangan, saya akan memilih ping pong dulu, baru nanti siang saya akan memenuhi undangan itu,” katanya sambil tertawa.
Boleh jadi ini lantaran kegemaran pada ping pong telah dipupuknya sejak masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Ketika tugas kuliah nyaris selesai pada 1987, saban sore ia mengaku menghabiskan waktu di meja ping pong.
Kegemaran itu pun berlanjut hingga kini. ”Saya selalu mencari ‘musuh’ ke mana saja,” ujarnya menyebut istilah lawan tanding. Pria yang tinggal di Bojonggede, Bogor, ini bahkan sempat merambah hingga ke kawasan Kota, Ciputat, dan Ragunan untuk mencari ‘musuh’ itu.
Saat ini ia memiliki perkumpulan sendiri. Namun, belum ada nama khusus yang dipakai untuk perkumpulan itu. Anggotanya pun datang dari berbagai kawasan seperti Depok dan Jabotabek. Diperkirakan, jumlahnya sekitar 20 orang.Mereka juga tidak mematok sejumlah rupiah untuk iuran. Pasalnya, tidak setiap orang bersedia membayarnya. ”Biasanya, setiap datang kita memberi sekitar Rp 20 ribu pada penjaga tempat latihan,” ujarnya.
Selain bermain dengan sesama anggota, tak jarang ia pun bermain dengan klub tenis meja. Meski tidak terdaftar pada satu klub formal, Rudi sering berkumpul dengan sesama hobiis tenis meja. ”Walau bukan anggota klub dan tidak membayar iuran bulanan, saya bisa diterima main bersama mereka,” ujarnya.Informasi pertandingan pun diperoleh dari mulut ke mulut sesama pemain. Satu klub yang juga sempat dikenalnya adalah klub Juanda. Salah satu pelatih klub ini adalah Jaja Jahari.
Menurut karyawan Departemen Luar Negeri RI tersebut, klub Juanda berdiri pada 30 September 2002. Berdirinya klub ini pun tidak disengaja. Jaja mengaku berkenalan dengan orang yang biasa berlatih ping pong di stasiun Juanda. Berawal dari perkenalan itu, ia pun rajin berlatih di sana setiap pulang kantor.
Tepat 17 Agustus 2000, mereka mengadakan turnamen kendati belum membentuk klub yang formal. Meski begitu, ini tidak menyurutkan niat mereka untuk tetap menyebar undangan ke klub-klub lain.
Sejarah dan Perkembangan Ping-Pong
Pada mulanya permainan ping-pong merupakan satu kegiatan masa lapang yang digemari oleh penuntut-penuntut universiti di Britain.Corak atau bentuk pertama permainan ini telah didaftarkan pada tahun 1891 oleh Charles Barter dari Gloucestershire dan lebih kurang pada masa yang sama James Gibb-salah seorang pelopor Persatuan Olahraga Amatur Britain-membawa balik bola mainan seluloid dari Amerika yang diperkenalkan sebagai alternatif kepada bola getah atau gabus yang digunakan pada masa itu.Tindakan itu membawa kejayaan kepada pengilang seperti Gossima,Whiff Wall,Flim Flam dan Table Tennis.
Apabila raket yang disaluti velum diperkenalkan ,istilah ping-pong dicipta,ia diambil daripada bunyi ‘ping’ yang dihasilkan apabila bertembung bet dengan bola dan ‘pong’ yang terhasil apabila ia melantun di atas meja.
Pada tahun1902,seorang profesor pelawat Jepun telah membawa balik permainan ini ke Jepun dan memperkenalkannya kepada pelajar-pelajar universiti di sana.Tidak lama kemudian seorang penjual berbangsa British,Edward Shires telah memperkenalkan permainan ini kepada orang-orang Vienna dan Budapest.Dengan ini benih perkembangan sukan ini telah tersemai dan menarik minat orang ramai.
Kejohanan Sedunia yang pertama telah diadakan di London pada tahun 1927.Pemenangnya ialah seorang berbangsa Hungary iaitu Dr. Jacobi.Pada sekitar tahun 30-an pasukan Hungary telah menguasai kejohanan dunia.Pada masa itu pukulan ‘spin’ telah masyhur di kalangan para pemain.Pada tahun 1950-an,pemain Jepun telah menguasai dunia ping-pong dengan corak permainan dan cara cekak pen (pen holder) yang mementingkan corak menyerang dan gerak kaki yang pantas.Pasukan lelaki Jepun telah menjadi johan dari tahun 1954 hingga 1959.Dalam tahun 1960-an negeri China muncul sebagai sebuah negara ping-pong yang handal.Mereka menguasai dunia ping-pong menerusi penggunaan corak permainan laju dan dekat kepada meja.Pada tahun 1970-an pemain-pemain Eropah menunjukkan kebolehan mereka bertarung dengan pemain-pemain dari Asia.
Pada tahun 1980-an pemain-pemain Eropah dianggap lebih handal daripada pemain-pemain Asia.Pada tahun1927 Persekutuan Ping-pong Antarabangsa (ITTF) hanya mempunyai 9 ahli sahaja,tetapi pada taun1990,ITTF mempunyai 145 persatuan di bawahnya.Disamping itu ada pula 4 persekutuan peringkat dunia ,Recognized Continental Federation di bawah naungan ITTF.Persekutuan tersebut ialah:-)African Table Tennis Federation,Asian Table Tennis Union,European Table Tennis Union dan South American Table Tennis Confederation.
Sejarah pingpong menurut buku:TM tigkat pemula,Larry Hodges
Negara asal tennis meja yang sebenarnya tidak diketahui. Olahraga ini dimulai kira-kira ditahun 1890an sebagai permainan pendatang dan menebarkan keranjingan akan olahraga ini diseluruh kota dan tidak lama kemudian menghilang.
Tennis maja menjadi populer kembali pada tahun 1920an, dan klub-klub bermuculan diseluruh dunia. Nama aslinya ping pong adalah dari nama merk dagang Parker Brothers, dari ping pong di ubah menjadi tenis meja. Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) didirikan pada tahun 1926. Asosiasi Tenis Meja Amerika Serikat (USTTA) didirikan pada tahun 1933.
Sebagai permainan pedatang, olahraga ini sering dimainkan dengan bola yang terbuat dari gabus dan betdrai kulit binatang. (bet ini dilengkapi dengan sejenis getah karet yang dilekatkan dike2 sisi bet). Pada tahun 1920an, bet yang terbuat dari kayu berlapiskan getah karet mulai digunakan. Ini adalah bet getah karet yang pertama, dan jenis paling populer hingga tahun 1950.
Pada saat itu terdapat 2 tipe permainan yang dominan: hitter dan chopper. Hitter biasanya memukul apa saja sedangkan chopper akan mundur 10 atau bahkan 20 kaki dari meja, dan mengembalikan bola dengan pukulan backspin. Karena serangan pemain dengan getah karet sangat terbatas, maka tipe chopper mendominasi. Hal ini menimbulkan masalah apabila 2 pemain tipe chopper bermain bersama: keduanya akan memukul bola bolak-balik selama berjam- jam, menunggu lawannya untuk menyerang dan membuat kesalahan. Hal ini dihentikan dengan dibuatnya peraturan ekspedit. Peraturan ini membantu pemain menyelesaikan 1set tida leih 15menit. Pada saat ekspedit disebutkan, pemain-pemain harus bergantian melakukan servis, dan siapa yang melakukan servis harus menang dalam 13 pukulan secara berurutan. Ini membuat pemain yang melakukan servis memainkan rally yang panjang dan membosankan dengan agresif.
Pada tahun 1952,seorang pemain dari Jepang yang relatuf tidak yang terkenal bernama Hiroje Satoh menunjukkan jenis bet yang aneh pada Kejuaraan Dunia. Betnya terbuat dari sebilah kayu yang dilapisi dengan selembar spon tebal. Dengan mudah ia memenangkan pertandingan tersebut, dan sejak saat itu terjadi perubahan dalam dunia tennis meja.
Selama 10 tahun berikutnya, hampir seluruh pemin topmengganti betnya. Ada 2 tipe yang dikembangan: interved dan pip-out. Tipe interved memungkinkan pemain untuk melakukan pukulan berputar yang lebih jauh dari yang biasanya, dan kedua tipe ini membuat serangan dan serangan balik lebih mudah dilakukan. Amerika, yang menguasai tenis meja hingga saat ini (urutan pertama pada kejuaraan dunia tahun 1952 adalah Marty Reisman dari Amerika), lambat membuat perubahan, dan pada tahun 1960an hampir menjadi juru kunci dari peringkat dunia.
Pada awal tahun 1960an, pemain-pemain mlai menyempurnakan permainan dengan bet dari spon. Pertama mereka mengembangkan pukulan putar (pukulan topspin yang keras), dan tak lama lagi kemudian pukulan ini menjadi tipe yang paling populer. Servis spin dikembangkan, seperti gerakan memotong (mengembalikan smash dengan sikap bertahan), yang menjadi senjata utama Nobuhiko Hasegawa dari Jepang pada Kejuaraan Dunia tahun 1967.
Jepang mendominasi pertandingan selama tahun 1950an, umumnya karena permainannya menggunakan bet yang berlapis spon. Mereka juga memperkenalkan penhold grip (cara memegang bet seperti memegang pena), yang membuat mereka mendominasi pukulan forehand. Cina pada awalnya hanya menggunakan penholder grip tapi kemudian juga menggunakan shakehand grip (cara memegang bet seperti berjabat tangan) yang mendominasi pada awal tahun 1960an. Mereka mendominasi pertandingan hampir berturut-turut hingga Kejuaraan Dunia tahun 1989 dimana Swedia menghilangkan masa-masa suram denga mengalahkan Cina 5-0 untuk kejuaraan beregu. Kedua finalis Tunggal Putra dimenangi oleh Swedia dengan Jan-Ove Waldner mengalahkan Jorgen Persson dengan 3-2. Swedia mengulangi kemenangannya pada kejuaraan dunia tahun1991, kali ini mengalahkan Yugoslavia difinal. Waldner dan Persson sekali lagi menjadi finalis, tapi kali ini Persson yang menang 3-0. Cina jatuh keperingkat 7, tapi kebanyakan hasil turnamen menunjukkan mereka bangkit untuk untuk menjadi paling tidak yang kedua terbaik di dunia.
Sejarah Tenis Meja menurut buku Terampil Berolahraga Tenis Meja,Drs Sutarmin
Permainan tenis meja atau ping pong hingga saat ini belum diketahui secara pasti asal usulnya. Permainan ini mulai dikenal masyarakat sekitar tahun 1890, kemudian mengalami pasang surut. Pada tahn 1920-an, permainan ini mulai berkembang lagi, ditandai dengan bermunculannya klub-klub tenis meja diseluruh dunia, terutama di Eropa.
Pada awalnya, permainan tenis meja dimainkan dengan bola yang dibuat dari gabus dan alat pemukulnya dari kulit binatang. Sejak tahun 1920-an, alat permainan tenis meja mengalami perubahan. Alat pemukulnya yang disebut bet, dibuat dari kayu yang dilapisi getah karet. Kemudian pada tahun 1952 pada kejuaraan dunia, seorang pemain dari Jepang bernama Hiroje Satoh menampilkan permainan tenis meja dengan bet yang dibuat dengan sesilih kayu yang sisinya dilapisi dengan selembar spon. Dengan bet seperti itu Satoh yang sebenarnya belum begitu terkenal mampu mengalahkan lawan-lawannya. Setelah itu, pemain-pemain lai mengganti betnya.
Meski permainan tenis meja sudah sering dipertandingkan, organisasi perainan tenis meja secara resmi baru dibentuk pada tanggal 15 januari 1926 yang diprakkarsai oleh Dr.George Lehman, tokoh tenis meja dari Jerman.
Di Indonesia permainan yenis meja mlai berkembang tahun 1930 melalui orang-orang Indonesia yang bekerja sebagai pegawai negeri pada pemerintah Kolonial Belanda. Ketia itu, permainan tenis meja masih dikenal dengan nama pingpong. Pada tahun 1948, bertempat di Surabaya, tokoh-tokoh pingpong membentuk wadah yang mengatur permainan pingpong yang dinamakan Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia (PPPSI). Kemudian pada tahun 1951 nama pingpong diganti dengan tenis meja, sehangga sebara otomatis nama PPPSI juga diganti menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).
Pada tahun 1951 itu pula PTMSI masuk menjadi anggota Tabble Tennis Federation of Asia (TTFA). Selanjutnya pada tahun 1961 PTMSI secara resmi terdaftar menjadi anggota International Tabble Tennis Federation (ITTF).
Konsekuensi menjadi anggota TTFA dan ITTF yaitu mengikuti kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan, misalnya pada tahun 1963 mengikuti kejuaraan tenis meja yang diselenggarakan di Praha. Pada waktu itu, putra-putri Indonesia menduduki peringkat ke-34 untuk putra dan putri menduduki peringakt ke-31.
Peralatan
Ping-pong boleh dimainkan di dalam dewan atau lura dewan.Peralatannya tidak banyak.Ianya memerlukan sebuah meja,sebiji bola ,bet ping-pong dan 2 orang pemain(4 untuk bergu).Untuk mengawal permainan 2 orang pengadil diperlukan.
Ciri-ciri meja ping-pong.-satu garisan putih yang tebal 2cm di setiap sisi meja,permukaan meja berwarna hijau atau biru pudar,permukaan meja boleh diperbuat daripada apa sahaja tetapi mesti memberikan ‘bum’ bola lebih kurang 23cm tinggi apabila bola dijatuhkan pada ketinggian 30 cm,tinggi meja dari lantai ialah 76cm,dan meja berebentuk segiempat tepat.
Ciri-ciri bola ping-pong-bola berdiameter 30mm,berwarna kuning atau putih,diperbuat daripada baha seluloid dan berat bola 2.5 gram.
Ciri-ciri jaring-Panjang jaring ialah 1.85m dengan tinggi jaring daripada permukaan meja 1.525m
Ciri-ciri bet-tebal keselurahan getah dan span tidak melebihi 4mm.Semua getah bet di peringkat antarabangsa menpunyai logo ITTF,getah yang digunakan ialah getah terbalik’reverse’yang licin dan rata dengan lapisan bintik-bintik terbalik di bawah(inverted pimples) dan diikuti oleh satu lapisan span.Diperbuat daripada kayu yang lembut dan tidak melebihi 5 lapisan kayu.
Ciri-ciri pakaian-pakaian untu lelaki-baju lengan pendek,seluar pendek,stoking dan kasut.Pakaian untu wanita ialah baju lengan pendek/panjang,stoking dan kasut.Warna baju dan seluar adalah bebas.
Cara Permainan
Biasanya pungutan mata ialah sebanyak 21 mata ( lelaki & perempuan ).
Terdapat beberapa peraturan untuk membuat servis iaitu:-
a)servis akan bermula dengan bola mesti sentias berada di dalam tapak tangan bebas yang pegun,terbuka dengan jari tertutup dan ibu jari bebas.
b)tangan bebas yang membawa bola mesti sentiasa berada di atas permukaan meja dan di belakang garisan meja.
c)semasa membuat servis ,bet mesti berada di atas permukaan meja dan memukul di garisan belakang meja.
d)bola mesti dilempar tegak sekurang-kurangnya 16 cm ke atas oleh tapak tangan tanpa menjanakan sebarang putaran.
e)Bola mesti dipukul semasa ia menurun supaya -dalam permainan perseorangan,ia melantun di kawasan pembuat servis dan kemudian di kawasan penerima.Dalam permaian bergu ,ia melantun di kawasan kanan pembuat servis dan kemudian di kanan penerima.
f)Pemain yang membuat servis perlu meastikan bahawa tindakannya dapat dilihat sepenuhnya oleh pengadil.
g)servis tidak boleh terlalu jauh dari bahagian badan kecuali lengan,kepala atau kaki apabila diukur dari jaring.
h)jika bola tersentuh jaring semas melepasinya ,satu penggilan’net’ akan disebut dan servis terpaksan dilakukan semula.
0 comments:
Post a Comment